Sunday, October 27, 2013

Yayasan Dana Sosial Al - Falah

Makin Terasa Manfaatnya
Beramal lebih berhubungan dengan cara pandang manusia terhadap kehidupan. Sekecil apapun yang kita berikan untuk kepentingan kemanusiaan, kontribusi itu pasti tetap memiliki makna yang besar. Bahkan, kalaupun tidak memiliki kekayaan materi, kita bisa menjadi penyantun lewat sumbangan pemikiran dan tenaga.
Alangkah lebih ramah dan bermaknanya wajah dunia ini jika kita semakin tergerak menjadi penyantun. Jika gerakan seperti ini kian meluas, niscaya kemiskinan, ketertinggalan dan kebodohan di Bumi Pertiwi ini tidak terus menjadi-jadi.
Di tengah pergulatan melawan kemiskinan, ketertinggalan dan kebodohan, ternyata masih ada setitik asa yang tersisa. Ada sebagian kita yang mau berbagi. Mereka yang memiliki semangat menyisihkan sebagian miliknya untuk kalangan tak berpunya.
Didirikan 1 Maret 1987, Yayasan Dana Sosial al Falah (YDSF) telah dirasakan manfaatnya di lebih dari 25 propinsi di Indonesia. Paradigma prestasi YDSF sebagai lembaga pendayagunaan dana yang amanah dan profesional, menjadikannya sebagai lembaga pengelola zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) terpercaya di Indonesia.
Lebih dari 161.000 donatur dengan berbagai potensi, kompetensi, fasilitas, dan otoritas dari kalangan birokrasi, profesional, swasta, dan masyarakat umum telah terajut bersama YDSF membentuk komunitas peduli dhuafa. Mereka, dengan segala kemampuan terbaiknya, telah memberikan kontribusi, cinta, dan kepedulian dalam membangun negeri ini.
YDSF yang dikukuhkan menjadi Lembaga Amil Zakat Nasional oleh Menteri Agama Republik Indonesia dengan SK No.523 tanggal 10 Desember 2001 menjadi entitas yang menaruh perhatian mendalam pada kemanusiaan yang universal. Melalui Divisi Penyaluran YDSF semakin meneguhkan pendayagunaan dana Anda secara syar’i, efisien, efektif & produktif.
Sebagai lembaga pengelola dana ZIS yang makin terasa manfaatnya, Insya Allah YDSF akan menjadi mitra terpercaya Anda.
http://www.ydsf.org/


17 Tips Membangun Teamwork yang Sukses

Tim yang solid merupakan idaman setiap leader. Leader pasti berusaha menjadi dan memberi yang terbaik bagi anggota timnya agar setiap anggota merasa terikat secara emosional dalam pencapaian goal. Namun sayangnya realita seringkali tidak semulus yang dibayangkan. Batu kerikil yang bertebaran di sepanjang jalan mampu merusak tatanan yang sudah susah payah kita bangun. Lalu bagaimana kita dapat membangun tim yang solid? Berikut 17 tips yang bisa Anda terapkan. Semoga bermanfaat ;-)
1. Standarisasi Pengetahuan
Sebagai leader, anda harus mengusahakan standar kemampuan yang dimiliki setiap anggota tim adalah sama, misalnya pada satu department, semua orang yang ada pada department tersebut harus memiliki pengetahuan yang merata agar tidak ada penyimpangan dan kebingungan. Caranya? ajak semua anggota berkumpul secara rutin untuk berbagi pengetahuan yang tidak diketahui anggota tertentu agar standarisasi dapat diciptakan.
2. Arahan, Contoh dan Penjelasan
Seorang leader harus mampu memberikan arahan, contoh dan penjelasan pada setiap anggotanya. Yang harus Anda ingat adalah bahwa setiap orang berbeda dan ketika Anda memberikan tugas, Anda harus menyesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki anggota agar pemahaman yang dikomunikasikan sesuai dengan maksud dan keinginan Anda, dan anggota dapat menyelesaikan tugas tanpa kebingungan.
3. Sesuaikan Tugas dengan Kemampuan
Seorang leader harus memahami kemampuan setiap anggotanya, agar ketika memberikan tugas tidak terjadi penyimpangan. Kembali saya ingatkan bahwa setiap orang berbeda, jadi berikan tugas yang sesuai dengan kemampuan anggota. Namun beberapa kali Anda juga bisa memberikan challenge untuk mengerjakan tugas yang ada di luar kemampuan anggota anda agar ada upaya untuk peningkatan pengetahuan dan kesempatannya untuk berkembang.
4. Pantau Delegasi
Sertai pemberian tugas dengan deadline agar anggota bisa menentukan prioritas pekerjaan. Kemudian Anda harus rajin kontrol kemajuan delegasi yang Anda berikan untuk memastikan semua sesuai rencana dan tidak ada kebingungan penyelesaian delegasi tersebut.
 5. Agendakan Pertemuan diluar Tugas
Agendakan pertemuan yang terjadwal pada jam dan hari tertentu, saya sarankan buatlah suasana yang santai, dan diluar kantor. Luangkanlah waktu Anda mungkin setiap minggu untuk berbicara dengan setiap anggota tim secara personal maupun secara bersamaan dengan tujuan mengetahui kendala-kendala yang ditemui selama bekerja. Yakini bahwa semakin banyak kendala yang ditemukan maka semakin cepat masalah diatasi dan melangkah maju.
6. Jadilah Leader, Bukan Bos
Posisikan diri Anda sebagai Leader bukan seorang Bos. Maksudnya adalah berikan arahan dan masukan serta bantu memecahkan masalah jika dibutuhkan bukan hanya mendelegasi tugas dan pergi, selanjutnya pada waktu deadline langsung meminta hasilnya.
7. Penguasaan Konseptual, Komunikasi dan Teknikal
Setiap leader harus memiliki kemampuan dan menguasai pekerjaan serta tugas yang dibidanginya secara konsep, komunikasi dan teknik yang berimbang. Namun prosentase komposisi setiap penguasaan akan berbeda untuk tiap tingkatan leader. Tujuan penguasaan ini adalah agar leader dapat memperkirakan waktu deadline, komposisi tugas dan mampu membimbing anggota.
8. Fasilitasi Kebutuhan Kerja
Fasilitas yang mencukupi akan mendukung terselesainya tugas dengan cepat dan tepat. Oleh karenanya, mudahkan anggota tim anda dengan fasilitas yang dibutuhkan. Tentunya Anda harus mempertimbangkan terlebih dahulu apakah itu benar-benar perlu sebelum Anda memberikannya.
 9. Ciptakan Suasana Kerja yang Nyaman
Suasana kerja yang nyaman bagi setiap orang berbeda-beda. Maka agar semua anggota merasa nyaman, tanamkan bahwa saling menghargai dan memahami dalam menciptakan kenyamanan itu indah karena dapat mendukung terselesainya tugas secara tepat waktu.
10. Aktualisasi Diri Anggota
Aktualisasi diri merupakan tingkatan tertinggi dari teori kebutuhan Maslow. Jika semua anggota tim Anda sudah merasa berada pada tingkat ini, artinya Anda adalah leader yang berhasil. Agar anggota tim Anda dapat merasa berada pada tingkat ini, Anda harus memahami dan mempelajari tingkatan-tingkatan pada teori Maslow terlebih dahulu. Google saja dengan kata kunci “Teori Kebutuhan Maslow” :-)
11. Culture di setiap Tindakan
Jadikan culture atau budaya kerja tidak hanya sebagai culture pada umumnya. Namun tingkatkan pemahaman mengenai culture pada setiap anggota dengan menyelipkan culture di tiap pekerjaan, layaknya membuat culture sebagai tolak ukur dalam melaksanakan segala aktifitas. Culture yang dipahami akan lebih mampu menciptakan keseragaman dibanding ketika harus menghafalnya.
12. Sasaran Strategis Kerja yang Jelas
Pemahaman anggota atas sasaran strategis kerja yang jelas mampu membimbing anggota ke jalan yang searah dengan tujuan. Sebaliknya jika sasaran strategis kerja tidak jelas maka anggota dan leader pun akan bekerja tanpa ada penunjuk arah.
 13. Setiap Anggota Memiliki Kontribusi yang Sama
Keyakinan anggota tim bahwa setiap dari mereka adalah bagian yang penting dan tidak dapat dipisahkan karna setiap orang memiliki peranan masing-masing yang membentuk sebuah segitiga stuktural, yang jika salah satu dari mereka tidak bekerja sesuai dengan targetnya maka akan membuat segitiga rusak hingga hancur dan artinya kegagalan sebuah tim.
 14. Ketahui Potensi Individu Anggota
Tidak sedikit anggota tim memiliki kelebihan dan menaruh minat pada hal lain yang tidak berhubungan dari tugasnya. Yang harus Anda lakukan adalah menyediakan wadah minat dan bakat mereka. Bahkan Anda juga diizinkan untuk terus mencari potensi yang terkubur tersebut, karna dengan adanya bakat-bakat baru leader dapat mengoptimasi potensi anggota yang memberi manfaat lebih dari yang dibayangkan.
 15. Terbuka atas Saran dan Perubahan
Seiring perkembangan zaman, maka berkembang pula kebiasan pelanggan. Anda harus senantiasa menyediakan layanan yang tune in atau mengikuti perkembangan mereka. Seorang leader diwajibkan untuk peka atas perubahan dan menerima saran dari semua anggota, karena setiap anggota memiliki data yang valid untuk dijadikannya pertimbangan. Tanpa adanya perubahan maka Anda sudah ketinggalan jaman.
16. Penyelesaian Masalah Bukanlah Siapa yang Bersalah
Ketika menemui sebuah permasalahan, yang pertama kali leader lakukan adalah mencari tahu letak masalah dan jalan keluar mengatasi masalah. Bukannya mencari orang yang salah dan menghukumnya. Menghukum tidak benar-benar membuat seseorang jera. Justru terkadang juga semakin membuatnya tidak peka.
17. Konsisten
Apapun yang terjadi, kita harus konsisten sebelum apa yang kita yakini terbukti dengan valid bahwa tidak tepat. Karena tanpa konsistensi akan sulit mencapai tujuan yang sebenarnya hanya tinggal beberapa langkah.
jadi, semoga berhasil membangun tim yang sesuai dengan visi Anda. Good luck ;-)

Friday, October 25, 2013